Apa Itu Net Present Value dan Pengertian Internal Rate Of Return

Apa Itu Net Present Value dan Pengertian Internal Rate Of Return


Net Present Value (NPV) adalah metode evaluasi investasi yang mengukur nilai suatu proyek dengan membandingkan nilai semua arus kas masuk dan keluar dengan suku bunga diskonto. Nilai sekarang semua arus kas tersebut kemudian dibandingkan dengan biaya awal investasi. Jika NPV positif, artinya nilai saat ini dari arus kas masuk lebih besar dari biaya awal, yang menunjukkan proyek tersebut layak. Sementara itu, Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat pengembalian di mana nilai NPV suatu proyek menjadi nol. IRR mengukur efektifitas investasi dengan menghitung tingkat diskonto yang membuat nilai sekarang arus kas sama dengan biaya awal. Semakin tinggi IRR, semakin baik investasinya.

Pengertian Net Present Value

Ada beberapa metode penilaian proyek investasi atau metode menyusun rangking usul-usul investasi. Yang dimana salah satunya menggunakan Net Present Value (NPV) atau juga sering disebut dengan Present Value (PV). dalam metode NPV ini sendiri, pertama yang dihitung adalah nilai sekarang dari alirang kas yang dimana merupakan hasil dari investasi baru yang telah diharapkan atas dasar discount rate tertentu.

Pengertian Net Present Value (NPV) adalah penilaian keuangan bersih yang ada pada perusahaan setelah dikurangi oleh biaya yang lainnya, dengan begitu nilai kurangan ataupun pertambahan uang perusahaan yang ada bisa dijadikan suatu acuan untuk menilai apkah keuangan perusahaan telah layak atau malah sebaliknya.

Dalam perusahaan, besarnya dana yang ada ditanamkan pada aktiva tetap dan juga aktiva lancar. Tentu saja penanaman dana pada dua aktiva tersebut memiliki harapan dan tujuan yang sama. Perusahaan mengadakan investasi dalam aktiva lancar yaitu dengan harapan perusahaan akan bisa memperoleh kembali dana yang sebelmunya telah diinvestasikan pada aktiva tersebut.

Lalu sesudah itu, yang menjadi perbedaan adalah cepat lambatnya/waktu perputaran dana, invetasi dalam aktiva lancar diharapkan dana akan bisa diterima kembali dalam waktu dekat dan juga secara langsung sekaligus. Dan juga berlaku sebaliknya, investasi dalam aktiva tetap dana yang akan diterima kembali oleh perusahaan secara keseluruhan dalam beberapa tahun dan juga kembali berangsur-angsur dengan melalui depresiasi.

Dan demikian juga dapat disimpulkan bahwa perbedaanya terletak pada soal “cara perputaran dan juga waktu” dana yang tertanam di dalamnya. Dikarenakan menanam dana kedalam bentuk aktiva tetap mengalami perputaran dana yang lama ataupun waktu kembalinya dana memerlukan waktu beberapa tahun, oleh karena itu pengambilan keputusan untuk menginvestasikan dananya dalam bentuk aktiva tetap haruslah dirancang dengan sematang mungkin. Hal tersebut disebabkan oleh berikut ini.

  • Memerlukan dana yang besar untuk keperluan tersebut, contohnya gudang, kendaran, dan juga membeli mesin.
  • Apabila ada kesalahan dalam pengambilan keputusan pengeluaran tersebut maka akibatnya akan sangat berat dan juga panjang, serta tidak bisa diperbaiki tanpa adanya kerugian.
  • Dana yang telah dikeluarkan akan terikat untuk waktu yang panjang.
  • Apabila ada perancangan yang kurang tepat maka akan mengakibatkan over atau under investment.
  • Untuk bisa mengoptimalkan dana yang ada, perusahaan perlu menyusun usul-usul investasi. Berikut adalah usul-usul invetasi tersebut.
  • Investasi penambahan produk jenis baru, yang artinya menghasilkan produk baru disamping produk yang telah ada sebelumnya.
  • Investasi penggantian, yang artinya mengganti aktiva yang telah rusak dengan yang baru.
  • Investasi penambahan kapasitas, yang artinya menambahkan pabrikan baru ataupun juga mesin yang baru.
  • Investasi lain-lain, contohnya seperti memasang pengatur udara, pemasangan musik, memasang alat pemanas.
Biasanya, jumlah usulan yang telah diajukan lebih banyak daripada dana yang telah disediakan. Dan karena itu perlu untuk melakukan penilaian terhadap seluruh usulan yang telah diberikan, dan membuat peringkat atas kriteria tertentu. Yang akan menentukan apakah usul tersebut diterima atau tidak.

Contoh:

Apabila suatu perusahaan mempunyai sebuah investasi sejumlah Rp 45.000,00, discount rate yang digunakan sebesar 10%. dan aliran kas masuk yang telah dihitung selama 5 tahun adalah Rp 22.500,00 maka:

Dan dari hasil tersebut bisa kita ketahui bahwa NPV positif, dan usul investasi bisa diterima. *2,487 adalah DF atau dicount factor terdapat dalam tabel

Internal Rate Of Return (IRR)

Selain dengan menggunakan Net Present Value, metode usulan ivestasi lain yang sering digunakan adalah Internal Rate Of Return (IRR). Pengertian dari Internal Rate Of Return adalah sebuah indikator tingkat efisiensi dari suatu investasi. IRR juga bisa didefinisikan sebagai tingkat bunga yang dimana akan membuat jumlah nilai sekarang dan juga aliran kas masuk yang diharapkan akan bisa dengan mudah diterima sama dengan jumlah nilai sekarang dari penerimaan modal.

Dan besarnya nilai sekarang dapat dihitung dengan memakai pendekatan sebagai berikut ini.

Misalkan Anda berinvestasi dalam proyek yang memerlukan pengeluaran awal sebesar $100.000. Selama lima tahun, proyek tersebut menghasilkan arus kas bersih (cash flows) sebagai berikut:

Tahun 1: $20.000

Tahun 2: $30.000

Tahun 3: $35.000

Tahun 4: $25.000

Tahun 5: $40.000

Untuk menghitung IRR dari proyek ini, Anda dapat menggunakan metode percobaan dan kesalahan atau menggunakan perangkat lunak spreadsheet seperti Excel. Dalam hal ini, mari kita gunakan Excel:

Masukkan arus kas bersih ke dalam kolom Excel, dengan nilai negatif untuk pengeluaran awal.

Gunakan fungsi Excel IRR untuk menghitung IRR. Rumusnya akan terlihat seperti ini: =IRR(B1:B6), di mana B1 hingga B6 adalah rentang yang berisi arus kas bersih.

Setelah menghitung, Anda akan mendapatkan hasil IRR sekitar 17%.

Artinya, IRR dari proyek ini adalah sekitar 17%. Ini menunjukkan tingkat pengembalian yang diharapkan dari investasi tersebut. Jika tingkat pengembalian yang diharapkan lebih besar dari biaya modal, maka proyek tersebut layak untuk dilakukan.

Penutup

Penting untuk diingat bahwa baik Net Present Value (NPV) maupun Internal Rate of Return (IRR) adalah alat yang sangat berguna dalam mengukur profitabilitas suatu investasi. Meskipun keduanya memberikan pandangan yang berbeda, keduanya saling melengkapi dalam membantu pengambilan keputusan investasi yang tepat. NPV membantu dalam mengevaluasi apakah investasi akan menghasilkan keuntungan yang memadai, sedangkan IRR memberikan gambaran tentang tingkat pengembalian yang diharapkan dari investasi tersebut. Dengan memahami kedua konsep ini, para pengusaha dan investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih cerdas dan berpotensi menguntungkan secara finansial dalam jangka panjang.


Berbagi
Suka dengan artikel ini? Ajak temanmu membaca :D
Posting Komentar