Kewirausahaan (Defenisi, Perkembangan, Latar Belakang, Modal, Pendidikan, Multidisiplin dan Karakterisitik)

 

Kewirausahaan (Defenisi , Perkembangan, Latar Belakang, Modal, Pendidikan, Multidisiplin dan Karakterisitik)

Defenisi Kewirausahaan 

Terdapat dua padangan terhadap pengertian kewirausahaan secara umum, yaitu ada yang memandang kewirausahaan sebagai suatu proses dan ada yang memandang sebagai suatu kemampuan. Kewirausahaan sebagai proses menciptakan sesuatu yang baru melalui perhitungan akan risiko dan keuntungan, defenisi menurut Hisrich, R.D .dan M.P. Peters. 

Kewirausahaan ialah suatu proses dinamis yang mengkreasikan atau mengupayakan penambahan kesejahteraan atau kekayaan. Inti dari kewirausahaan ialah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya perluang ialah pernyataan menurut Drucker (1959) dan Suryana (2006).

Orang yang melakukan kewirausahaan sering disebut dengan wirausaha (intrepreneur). Wirausaha yaitu orang yang bertanggung jawab menyusun, mengelola dan mengukur risiko dari suatu usaha bisnis. Namun, jika perkembangan wirausaha meluas hingga usaha dapat didefenisikan sebagai inovator yang mampu memanfaatkan dan bisa mengubah kesempatan menjadi ide yang dapat dijual atau dipasarkan, memberikan nilai tambah dengan memanfaatkan upaya, waktu, biaya dengan tujuan mendapatkan keuntungan. 

Perkembangan Terminologi Kewirausahaan

Kata kewirausahaan telah mengalami perkembangan arti, dimana pada awalnya, kata entrepreneur diartikan sebagai between -taker yang berarti penjelajah seperti marco polo. Marco polo ialah seorang pelaut pertama yang berhasil menjelajah bumi dengan pemilik modal dan menjual barang ke tempat lain. Apabila marco polo berhasil menjual barang dari pemilik modal dan menyelesaikan perjalanan maka keuntungan akan dibagi antara pelaut dan pemilik modal. Selanjutnya arti kewirausahaan terus mengalami perkembangan. 

Pada Abad pertengahan, ada seseorang yang mengendalikan proyek berskala besar, contohnya arsitek. Pada abad 17, ada seseorang yang berani mengambil risiko untuk meraih suatu keuntungan / rugi dengan melakukan kontrak dengan pemerintah dimana bersifat mengikat. Richard Cantilon (1725), wirausaha ialah pengambilan risiko (risk taker), diantaranya pedagang, petani, pengrajin kerajinan tangan dan pemilik usaha sendiri. Joseph Schumpeter (1934), Inovator dan perkembangan teknologi ialah wirausaha.

Latar Belakang Wirausaha 

Terdapat beberapa kajian tentang latar belakang wirausaha dimana ada beberapa aspek yang dikaji, antara lain.

  1. Lingkungan keluarga, orang tua wirausaha cenderung mendukung dan mendorong sifat kemandirian, mengejar prestasi dan menanamkan rasa tanggung jawab kepada anaknya. 
  2. Pendidikan, tingkat pendidikan menjadi faktor penting yang dapat mempengaruhi pertumbuhan wirausaha walaupun ada sebagian usaha yang mengalami drop out, seperti Andrew Carnegie. Bill Gates dan Henry Ford.
  3. Nilai personal seorang wirausaha juga dimiliki oleh manajer maupun jenis pemimpin lainnya, contonhnya nilai kreativitas, perhatian pada kualitas, fleksibilitas, kejujuran dan etika dalam bisnis.
  4. Umur, Sebagian besar wirausaha memulai karir sebagai wirausaha pada rentan usia antara 22 sampai 45 tahun yang dikemukan oleh Hisrich, R.D. dan Peters, M.P.
  5. Latar belakang pekerjaan, karena faktor ketidakpuasan dalam bekerja maka wirausaha terjun kedunia bisnis, contohnya merasa kurang diberi kesempatan dalam promosi. Mereka melihat peluang berdasarkan pengalaman dalam bekerja, baik di pabrik, lembaga keuangan, agen maupun tenaga pemasaran. 

Modal Kewirausahaan 

Modal tidak selalu berupa uang maupun barang namun juga berupa hal yang tak terwujud, diantanya. 

  1. Modal intelektual berupa skill atau keterampilan, pengetahuan dan kemampuan.
  2. Modal sosial berupa citra diri yang baik, kejujuran, integritas, menepati janji, menghormati orang lain, bertanggung jawab dan lain sebagainya. 
  3. Modal mental berupa pantang menyerah, berani mengambil risiko dengan perhitungan matang, menyukai tantangan dan lain sebagainya.
  4. Modal material berupa uang dan barang.

Pendidikan Kewirausahaan 

Kemampuan dalam kewirausahaan dianggap hanya dapat dilakukan dalam pengalaman langsung di lapangan yang merupakan bakat sejak lahir. dimana muncul pandangan kewirauhaan tidak dapat dipelajari dan ajarkan. Namun perkembangan pada saat ini, kewirausahaan dapat dinilai dan dipelajari dan diajarkan. Pada awal abad ke 20, Kewirausahaan telah mulai diperkenalkan pada beberapa negara, contohnya belanda yang dikenal dengan ondenemef sedangkan jerman kewirausahaan dikenal dengan unternehmer. Tahun 1950 pendidikan kewirausahaan mulai dirintis di eropa, amerika dan kanada. Banyak universitas di eropa, amerika dan kanada yang mengajarkan ilmu kewirausahaan, manajemen usaha kecil / manajemen usaha baru (1970). Tahun 1980 dimana hampir 500 sekolah di amerika yang memberikan pendidikan kewirausahaan.

Multidisiplin Ilmu Kewirausahaan 

Kewirausahaan yang dikaitkan dengan bisnis akan berhubungan dengan berbagai bidang keilmuan. Dari segi ekonomi, wirausaha ialah orang yang mengombinasikan faktor - faktor produksi, seperti sumber daya alam, tenaga kerja, material dan peralatan lainnya untuk meningkatkan nilai yang lebih tinggi dari pada sebelumnya, baik untuk memproduksi barang dan jasa. 

Segi Manajemen, seseorang yang memiliki kemampuan untuk menggunakan dan mengombinasikan sumber daya, seperti keuangan, bahan baku, SDM dan keterampilan untuk bisa menghasilkan produk, proses produksi, bisnis dan organisasi usaha baru ialah wirausaha. Wirausaha juga merupakan orang yang memiliki kombinasi unsur internal (motivasi, visi, komunikasi, optimisme, semangat dan kemampuan memanfaatkan peluang) dan memberdayakan unsur eksternal (Kapital, SDA, SDM dan teknologi) untuk mencapai tunjuan.  

Segi Psikologi, Orang yang memiliki dorongan kekuatan dari dalam dirinya agar dapat memperolah suatu tujuan serta suka bereksperiman untuk menampilkan kebebasan dirinya didalam kekuasaan orang lain. Dimana seorang wirausaha akan memiliki dorongan yang besar untuk maju dengan pandangan bahwa kesuksesan diri harus diupayakan dengan tidak terlalu tergantung pada orang lain. Apabila terjadi kegagalan seorang wirausaha tidak akan menyalahkan orang lain dan memandang kegagalan sebagai kesuksesan yang tertunda. 

Karakteristik Wirausaha

Seorang wirausaha memiliki kepercayaan diri yang kuat, mandiri, kebutuhan untuk berprestasi relatif tinggi, energik, tekun, pekerja keras dan proaktif. Wirausaha juga dikenal sebagai seorang yang inovatif, kreatif dan memiliki fleksibilitas yang tinggi. Ada 8 karakteristik kewirausahaan menurut Scarborough dan Zimmerer (1993), antara lain. 

  1. Mempunyai rasa tanggung jawab.
  2. Lebih memilih risiko yang moderat.
  3. Mempunyai kepercayaan diri untuk meraih kesuksesan.
  4. Mau dan bersedia mendapatkan umpan balik..
  5. Memiliki semangat tinggi dan tipe pekerja keras.
  6. Melakukan orientasi pada masa yang akan datang.
  7. Mempunyai kemampuan dalam mengorganisasikan sumber daya.
  8. Lebih menghargai prestasi dari pada uang. 

Penyebab Kegagalan Wirausaha 

Berikut ini ada beberapa faktor penyebab kegagalan berwirusaha menurut Machfoedz, M dan M. Machfoedz tahun 2004, antara lain. 

  • Pengalaman manajemen, dimana wirausaha tidak mempunyai cukup pengalaman dan pemahaman tentang prinsip menajemen. 
  • Melakukan perencanaan keuangan, pelaku wirausaha menganggap bahwa uang bukan faktor penting dalam usaha dimana sumber daya kapital ialah darah dalam berbisnis sehingga modal harus dapat dikelola dengan baik. 
  • Lokasi dapat tentukan dengan memperhatikan beberapa faktor, antara lain kedekatan dengan target pasar, akses suplai bahan baku, ketersediaan tenaga kerja yang dibutuhkan, keamanan dan lainnya. 
  • Boros, dimana terlalu boros dalam membuka usaha dengan pengeluaran dana yang harusnya dapat ditangguhkan dan dikendalikan.
  • Manajemen piutang, dimana menggunakan aliran khas secara tidak tepat karena tidak memperhatikan piutang sehingga modal habis karena banyaknya pembelian yang berutang.
  • Pengembangan yang berlebihan, Program ini seharusnya dilakukan dengan persiapan yang matang dimana pertumbuhan usaha sebaiknya seiring dengan pertumbuhan pasar dan prospek pasar.

Intraprenuer

Ialah individu yang mempunyai karakteristik seperti seorang wirausaha namun berada pada organisasi yang telah mapan. Jika wirausaha bekerja untuk diri sendiri sedangan intraprenuer bekerja pada orang lain, tapi keduanya memiliki karakteristik yang mirip yaitu sama - sama sebagai inovator dan memiliki keberanian dalam menghadapi risiko. Intrapenuer berperan sebagai agen perubahan dilingkungan organisasi yang telah mapan dan perlu didorong untuk melakukan perubahan. Pada prinsipnya manajer wirausaha dan intraprenuer sama - sama sebagai seorang pemimpin dalam suatu bisnis. Ada beberapa hal yang membedakan antara manajer, wirausaha dan intraprenuer, antara lin. 

  1. Cara pandang terhadap risiko dimana seorang wirausaha dan intraprenuer cenderung mempunyai keberanian lebih untuk dapat mengambil risiko sedangkan manajer cenderung lebih berhati-hati. 
  2. Motivasi dalam bekerja dimana motivasi para manajer bervariasi diantaranya mengejar karir, mencari status, aktualisasi diri dan mencari nafkah. Wirausaha mengutamakan peningkatan nilai kekayaan bisnisnya sedangkan intraprenuer ialah kombinasi antara manajer dan wirausaha dimana manajer yang berjiwa usaha. 
  3. Level dalam organisasi, dalam organisasi suatu manajer dan intraprenuer ialah seorang pemimpin. Namun manajer dan intraprenuer ialah karyawan. Manajer memiliki beberapa tingkatan dimana middle manager dan  first line manager mempunyai pimpinan yang lebih tinggi sedangkan wirausaha ialah pemilik perusahaan yang bisa dikatakan mempertanggungjawabkan kinerja pada diri sendiri.
  4. Cara bekerja yang terkait dengan sistem dan prosedur. Manajer biasanya menjadi koseptor sistem dan prosedur pada unit kerja yang dipimpin sehingga ia mengizinkan anggota organisasi patuh pada sistem dan prosedur. Wirausaha memandang sistem dan prosedur sebagai alat bantu agar tujuan tercapai dimana ia akan mengabaikan prosedur jika dinilai dapat menghambat tujuan tercapai. Intraprenuer akan cenderung mengupayakan adanya perubahan dan perbaikan termasuk pada perbaikan sistem dan prosedur supaya bisa menunjang kinerja organisasi.
  5. Melakukan orientasi terhadap hasil dan proses. Pada penilaian kinerja terdapat dua pendekatan, antara lain Berbasiskan pada hasil dan proses. Manajer sering melakukan kombinasi antara hasil dan proses dalam menilai kinerja karyawan dibawahnya. Kinerja berdasarkan hasil ialah pencapaian target dan deadline sedangkan kinerja berdasarkan proses berupa perilaku inisiatif, kreativitas, tanggung jawab dan lainnya. Wirausaha akan cenderung mengutamakan hasil. Sedangkan intraprenuer memperhatikan hasil dan proses tapi lebih mengutamakan inovasi perbaikan dan perbaharuan hingga cenderung result oriented.

Berbagi
Suka dengan artikel ini? Ajak temanmu membaca :D
Posting Komentar