Pemberian Motivasi Pada Pekerja

www.wnputrio.com

Motivasi ialah bagian dari psikologi yang mengharapkan seseorang untuk melaksanakan tingkah laku / tindakan yang diinginkan. Dalam bisnis motivasi merupakan aplikasi dari penerapan "hukuman" dan "insentif".
Motivasi dapat memberikan alasan individu untuk melakukan sesuatu, orang ingin bertindak karena ia ingin bertindak. Motivasi merupakan elemen yang paling penting serta tugas yang cukup sulit. Berikut ini beberapa organisasi yang sudah termotivasi dalam aspek K3 dengan baik, antara lain. 
  • Manajemen terlibat secara penuh dalam usaha K3
  • Setiap pekerja mempunyai komitmen untuk mencapai kinerja K3 yang baik dimana berdasarkan kemauan untuk mencapai kesuksesan pribadi, manajer dan organisasi. 
  • Menyediakan pedoman dan contoh untuk mencapai kinerja K3 yang terbaik. 
Jika penyelia K3 dapat menjual konsep K3 pada manajernya maka itu merupakan langkah besar. Manajer yang telah termotivasi untuk menerapkan program K3 akan mendorong pekerja untuk ikut berpartisipasi aktif mempromosikan K3.

Tugas utama penyelia K3 merupakan memberikan motivasi kepada manajemen agar tetap memberikan komitmen terhadap K3. Setiap aspek K3 dapat merefleksikan motivasi dari manajemen puncak yang bisa mempengaruhi para pekerja dalam organisasi lini. Pekerja harus diberi motivasi untuk menggerakkan implementasi K3 secara nyata di lapangan. Tanggung jawab K3 tidak untuk diri sendiri tetapi juga terhadap rekan sekerja.

Peningkatan Motivasi Dengan Mengelola Sistem Penghargaan dan Konsekuensi bagi Pelanggaran Peraturan.

Ada beberapa hal yang harus dilakukan agar sistem konsekuensi berjalan secara efektif, antara lain.
  • Prosedur kerja telah tersedia. 
  • Sosialisasi dan pelatihan telah dilakukan.
  • Kondisi yang kondusif sudah tercipta dimana pekerja terdorong untuk mematuhi peraturan.
Perusahaan yang mengelola aspek K3 nya telah baik, sistem konsekuensi dilakukan secara adil dan seimbang serta sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dilakukan.

Penyebab Timbulnya Pelanggaran Peraturan 

  • Pekerja tidak mengerti prosedur dimana pekerja tidak tahu bagaimana melaksanakannya sesuai prosedur. 
  • Kepedulian terhadap K3 rendah. 
  • Pekerja merasa bahwa prosedur tidak memberikan keuntungan dimana membuat pekerjaan menjadi lambat.
  • Gap prosedur dengan fakta lapangan tidak sesuai.
  • Perasaaan optimis yang berlebihan.
  • Alasan khusus. 


Pemberian Penghargaan 

Penghargaan bisa diberikan dalam bentuk perorangan / grup, dimana bisa menimbulkan keinginan untuk berkompetisi. Hal ini perlu dikelola dengan baik agar kompetisi berjalan sehat. Penghargaan bisa menimbulkan kebanggaan, apalagi jika dikaitkan dengan pengembangan karir. Hati - hati jika memberikan penghargaan dalam bentuk uang karena bisa mengalihkan perhatian pada keinginan untuk memperoleh uang dari pada merubah perilaku tidak aman, sehingga bisa kontraproduktif. Jika terbiasa memberikan penghargaan dalam bentuk uang maka seseorang akan mudah kehilangan minat bila tidak diberi lagi.

Penghargaan yang diberikan secara pribadi akan lebih produktif dari pada penghargaan grup. Membandingkan kinerja grup satu dengan grup yang lain cukup efektif dalam meningkatkan kinerja K3. Pelaksanaan penghargaan grup bisa menciptakan suasana yang kompetitif. Dalam pelaksaannya dilakukan dengan sistem transparan, adil dan data yang valid.

Menciptakan Sistem yang Membuat Keterpaksaan Mengikuti Aturan

  • Alarm pengingat untuk menggunakan Safety Belt dalam mobil dimana alarm akan terus berbunyi jika Safety Belt belum dipakai. 
  • Sebelum pengawas datang kelapangan untuk melihat kondisi pengamanan secara langsung dan memberikan tanda tangan Surat Izin Kerja Lapangan, maka pekerjaan tidak boleh dilakukan. 
  • Sepatu keselamatan kerja lama harus dikembalikan saat meminta pergantian sepatu kerja baru. 


Pemberian Sanksi Bagi Pelanggar Peraturan

Pemberian sanksi terhadap pelanggar aturan yang spesifik cukup efektif dan sering membuat pelanggar peraturan terkait menurun. Berdasarkan survei dan pengalaman para ahli, pekerja yang telah mendapatkan sanksi akan merubah perilakunya untuk menghindari sanksi berikutnya. Jadi dapat menimbulkan keinginan untuk merubah perilaku amannya berdasarkan kesadaran yang bertahan untuk jangka waktu lama.

Dalam melakukan pemberian sanksi perlu diperhatikan kemungkinan pekerja terkait dipermalukan karena dapat menimbulkan masalah yang tidak dapat diselesaikan. Agar pemberian sanksi efektif perlu diikuti dengan pernyataan bahwa yang bersangkutan akan meningkatkan perilaku dan sadar telah bertindak salah. Pemberian sanksi yang baik ialah secara individual pada pengawas dan manajer. Sanksi yang diberikan harus sesuai dengan porsi tanggung jawab dan kelalaian yang telah dilakukan. Pemberian sanksi sesuai tingkat jabatan perlu dilakukan secara formal yang berlaku dalam organisasi.
Berbagi
Suka dengan artikel ini? Ajak temanmu membaca :D
Posting Komentar