Terbentuk dan Berfungsinya Komite K3

www.wnputrio.com

Usaha yang lebih efektif untuk mengintegrasikan aspek K3 dan memperluas basis tanggung jawab K3 dalam aktivitas rutin operasional sehari - hari ialah dengan cara membentuk komite K3 / Panitia Pembimbing Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3).

Keberadaan Komite K3 dapat membantu penyelia K3 dalam beberapa hal berikut.
  1. Mewujudkan aspek K3 agar terintegrasi dalam fungsi organisasi lini yang benar - benar merupakan bagian dari pekerjaan sehari - hari. 
  2. Melakukan upaya konkret untuk mewujudkan filosofi bahwa K3 ialah tanggung jawab semua pekerja. 
  3. Aspek K3 dapat di informasikan secara langsung ke pengambilan keputusan di departemen/ manajemen puncak. 
  4. Masalah K3 bisa terangkat ke permukaan, sehingga dapat mempermudah menemukan cara pemecahan masalah. 

Pengelolaan komite K3 dilakukan pada semua tingkatan kegiatan kerja dalam organisasi dilaksanakan oleh orang yang sama, dimana mereka juga mengelola kegiatan. Dalam UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja (Pasal 10) dan Permenaker No. 04/1987 tentang P2K3 dan tata cara penunjukan Ahli K3, menyebutkan mengenai keharusan setiap perusahaan mempunyai P2K3 (Panitia Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang pada dasarnya sama dengan komite K3.

Komite K3 pusat terdiri dari manajer departemen dan para penyelia K3. Komite K3 dipimpin oleh manajer senior dan diketuai oleh manajer operasi. Dimana bertugas untuk membuat kebijakan yang berhubungan dengan K3. Membentuk tim yang dapat menangani penyelidikan insiden, peraturan prosedur, kesiagaan emergency, program dan aktivitas.

Penyelia K3 memiliki tugas sebagai penghubung, memberikan masukan dan fasilitator mengenai aspek K3 pada komite dan memberikan konsultasi untuk organisasi lini. Masing - masing Manajer departemen dalam organisasi komite K3 harus mengikuti program K3 secara rutin.

Forum pertemuan K3 dihadiri oleh manajer pengawas dan para pekerja dalam membahas masalah  kerja yang khusus dimana berkaitan dengan K3. Dari pertemuan K3 yang dilakukan akan menghasilkan keputusan bersama, jadi tidak berdiskusi untuk pemecahan masalah. Bila Diskusi mengarah pada pencarian pemecahan masalah maka hal tersebut harus diubah. Karena merupakan kekeliruan. Aturan rapat harus disampaikan sebelum pelaksaan rapat dan pelaksaannya harus konsisten dengan ketentuan tersebut.

Sebelum rapat perlu disampaikan bahan-bahan yang akan dibahas dalam rapat. Melakukan diskusi khusus sebelumnya dengan personil sehingga pembahasan dalam rapat berjalan lancar. Demikian rencana tindak lanjut atau keputusan yang diambil tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama.

Komite K3 pusat harus membentuk beberapa sub komite K3 yang fokus bertugas mengembangkan dan memantau implementasi beberapa aspek yang meliputi sub komite investigasi, prosedur, pelatihan, emergency preparedness, process safety dan lain sebagainya. semua pekerja dilibatkan dalam penerapan aspek ketiga agar implementasinya benar-benar menjadi tugas manajemen lini. Sub komite K3 di diketuai oleh salah satu tim manajemen yang juga menjadi anggota komite K3 Pusat. 

Tugas sub komite K3 dibuat secara tertulis dan dan sudah dipahami oleh semua anggota sub komite. Ada beberapa hal yang dapat menjadi topik dalam sub komite K3, antara lain.

  1. Meyakinkan pelatihan yang diberikan pada operator sudah memadai titik pemeriksaan dilakukan melalui tes dan pengamatan secara langsung di lapangan.
  2. Memastikan bahwa prosedur yang berlaku sudah mencakup dalam aspek safety.
  3. Memastikan sistem inspeksi peralatan vital sudah dilakukan sesuai rencana.
  4. Sistem Shut Down Logic bekerja dengan baik dan pemeriksaan dilakukan secara periodik serta pencatatan di Log Book.
  5. Tidak ada modifikasi instalasi yang dipasang tanpa analisa bahaya proses dan rekomendasinya telah dilaksanakan.
  6. Sistem preventive maintenance peralatan vital berjalan sesuai rencana. 

Anggota komite process safety memerlukan bekerja dengan disiplin dan skill yang beragam, seperti operasi, instrumentasi dan lain-lain.

Tantangan untuk berjalannya sub komite cukup berat jika kepemimpinan K3 di perusahaan belum baik. Manajemen puncak dan jajaran manajemen perlu diyakinkan bahwa pentingnya mengimplementasikan K3 dengan melibatkan semua pekerja.

Agar sub komite berjalan dengan baik harus dimasukkan anggota komite K3 sebagai tugas yang menyatu di dalam aktivitasnya sehingga keberadaan dan kontribusi sub komite K3 diakui dan dimasukkan dalam penilaian pekerja. Pada saat penilaian kinerja akhir tahun, keaktifan dan kinerja pekerja yang menjadi anggota sub komite K3 perlu dinilai oleh Ketua Komite Dan disampaikan ke atasan.

Berbagi
Suka dengan artikel ini? Ajak temanmu membaca :D
Posting Komentar