Teknik-Teknik Pengukuran Kinerja K3

apa saja teknik pada pengukuran kinerja K3

Ada banyak teknik untuk menetapkan efektivitas program K3 yang dilaksanakan, antara lain pendekatan statistik, pendekatan empiris, pendekatan objektif, dan pendekatan subjektif. Masing-masing pendekatan mempunyai kelebihan pada situasi-situasi tertentu.

Beberapa pendekatan pengukuran kinerja K3 dibagi menjadi 2 (dua) jenis, sebagai berikut:
  • Proses aktif Contoh proses aktif antara lain: inspeksi, audit, analisa risiko. 
  • Proses reaktif terdiri dari Pendekatan statistik kecelakaan, Metode subjektif Skala rating sikap dan tingkah laku pekerja, Pengamatan, Metode kombinasi.

A. Proses Aktif 

Tujuan dari proses aktif adalah untuk menjamin pengukuran terhadap aspek perencanaan dan standar pencegahan kecelakaan diimplementasikan secara efektif. Metode ini membantu agar lebih fokus pada kesuksesan pengendalian program K3 dibandingkan dengan terjadinya kegagalan. Dalam praktiknya, para ahli menggunakan audit untuk menjaga konsistensi dan indikator kinerja. Audit K3 adalah suatu metode untuk menguji kinerja aktual dibandingkan dengan standar. Ada beberapa seperti: International Safety Rating System (ISRS), British Safety Council (BSC) audit, dan lain-lain.

Pada proses metode proses aktif pengukuran kinerja mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
  • Ditujukan pada organisasi lini. 
  • Fokus pada risiko yang tinggi.
  • Komprehensif. 


B. Proses Reaktif 

Tujuan dari proses reaktif adalah mengidentifikasi dan menyelidiki sumber-sumber aktual dan potensi kerugian, dan mencegah kejadian terulang kembali Kondisi yang dimonitor adalah:
  • Kecelakaan atau insiden 
  • Bahaya, kondisi tidak aman dan tindakan tidak aman. 
  • Kelemahan dari standar kinerja.

C. Pendekatan Statistik 

Statistik kecelakaan bisa dibuat untuk membandingkan kinerja beberapa perusahaan di daerah tertentu, perusahaan- perusahaan industri yang sejenis, dan sebagainya. Statistik statistik yang bersifat spesifik bisa juga dikumpulkan dalam bentuk jenis kecelakaan, umur lainnya. Statistik mengenai subjek yang sama sangat berguna untuk menilai apakah kecelakaan-kecelakaan bertambah atau berkurang dan sejauh Statistik tidak hanya dibandingkan dari tahun ke tahun, tetapi juga dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya.

Dalam rangka pencegahan kecelakaan, statistik harus bisa memperlihatkan sebab, frekuensi, jenis perusahaan, jenis pekerjaan dan faktor-faktor lain. Statistik bisa juga berguna untuk keperluan administrasi yang menunjukkan banyaknya kecelakaan menurut pekerja tertentu, dan jenis efektifnya program K3. mana tingkat beratnya, besarnya uang yang dibayar untuk kompensasi, lamanya cacat, dan sebagainya.

Statistik tidak hanya dibandingkan dari tahun ke tahun, tetapi juga dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya. Dalam rangka pencegahan kecelakaan, statistik harus bisa memperlihatkan sebab, frekuensi, jenis perusahaan, jenis pekerjaan dan faktor-faktor lain. Statistik bisa juga berguna untuk keperluan administrasi yang menunjukkan banyaknya kecelakaan menurut tingkat beratnya, besarnya uang yang dibayar untuk kompensasi, lamanya cacat, dan sebagainya.

Statistik kecelakaan biasanya dibuat dalam mingguan, bulanan atau tahunan berdasarkan frekuensi dan tingkat keparahan. Statistik yang dibuat akan memberikan gambaran secara menyeluruh kinerja K3 suatu organisasi. Untuk industri- industri tertentu kinerja bisa dibandingkan dengan industri lain secara grup (Benchmarking).

Di USA, rate statistik lainnya untuk industri-industri tertentu bisa diperoleh dari NSC (National Safety Council), yaitu biro laboratorium statistik dan dari perusahaan asuransi yang mengurus kompensasi tenaga kerja. tingkat frekuensi (keseringan) dan beberapa Tingkat keseringan kecelakaan mungkin sangat rendah setiap bulan, tetapi tingkat keparahan kecelakaan bisa meningkat secara dramatis karena terjadinya kecelakaan fatal.

Oleh karena itu, perlu juga diperhatikan statistik yang lain seperti klaim yang timbul karena kecelakaan, biaya, dan hal lainnya. Metode statistik bisa digunakan untuk menentukan jika program K3 berdampak pada besaran frekuensi insiden, tingkat keparahan, atau metode pengukuran lainnya. Referensi standar untuk statistik kecelakaan perlu dibuat. Misalnya, rata-rata kecelakaan selama 6 bulan sebelum pelaksanaan program dibandingkan dengan 6 bulan periode setelah program dimuiai. Efek dari suatu program bisa ditentukan dengan membandingkan perubahan dengan menggunakan analisis multi variasi. Seperti analisis regresi yang bertujuan untuk menentukan elemen dari program yang mempunyai pengaruh atau dampak terbesar pada kinerja K3. Pemilihan jenis statistik yang akan digunakan tergantung pada informasi yang tersedia dan cara program dilaksanakan.

Dalam K3 biasanya dinyatakan dalam bentuk jumlah kecelakaan per jam paparan, yaitu Frequency rate (F). Cara ini bisa memperlihatkan perbandingan langsung antara organisasi yang berbeda dan yang sama, walaupun jumlah pekerja dalam organisasi tersebut sangat berbeda. Di USA, OSHA membuat perumusan di mana Frequency Rate (R) adalah jumlah cedera setiap 200.000 jam paparan. Angka 200.000 timbul dari jumlah cedera setiap 100 orang pekerja (100 x 40 jam/minggu) x (50 minggu/tahun).

Di luar USA seperti di Indonesia, rumus yang digunakan untuk FR adalah jumlah cedera yang terjadi setiap 1.000.000 sasaran (R) Frequency rate jam paparan.
Berbagi
Suka dengan artikel ini? Ajak temanmu membaca :D
Posting Komentar