Prinsip-Prinsip Dasar Pengelolaan K3 Dan Kepemimpinan K3 (Safety & Health Leadership)

www.wnputrio.com

Untuk bisa mengelola K3 dengan lebih efektif pada tempat kerja, seorang penyelia K3 haruslah memahami 11 (sebelas) prinsip dasar dari K3. yang dimana sebelas dasar prinsip K3 ini diperoleh dari pengalaman para praktisi K3 yang sudah teruji dan juga terbukti ampuh untuk bisa mencegah terjadinya suatu kecelakaan kerja apabila diterapkan dengan cara yang baik dan konsisten. Berikut adalah sebelas prinsip dasar tersebut adalah:

  1. Kepemimpinan K3
  2. Terbentuknya dan berfungsinya komite K3
  3. Membuat sasaran K3
  4. Pengukuran kinerja aspek K3
  5. Menerbitkan dan juga melaksanakan prosedur K3
  6. Pemberian motivasi pada pekerja
  7. Perna penyelia pelaksana dan juga penyelia K3 selaku advisor dalam menangani aspek K3
  8. Pelaksanaan inspeksi dan audit K3
  9. Pemberian pelatihan pada pekerja
  10. Penyelidikan insiden
  11. Instruksi Dan Komunikasi K3

Kepemimpinan K3 (Safety & Health Leadership)

Tentu sering pertanyaan berikut ini dilontarkan pada suatu perusahaan ataupun organisasi. 'sejak kapan baiknya dimulainya K3 yang efekif?' dan para pakar K3 kelas dunia dengan tegasnya akan menjawab 'K3 dimulai dari orang-orang yang berdasi pada perusahaan tersebut'. K3 haruslah dimulai dari manajemen puncak serta tim manajemen. Sebab dari manajemen puncak dan juga meja-meja tim manajemen tempat dimulainya implementasi dari K3 yang efektif pada suatu organisasi.

Berikut ada 4 (empat) tipe dari organisasi yang membedakan perhatiannya terhadap aspek dari K3, yaitu:

  • Organisasi Tipe Pertama. Biasanya bersikap lebih acuh tak acuh pada aspek K3.
    Organisasi dengan tipe ini biasanya tidak peduli terhadap pemenuhan ketentuan regulasi K3 yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah, dan haruslah fokus serta memprioritaskan pada pemenuhan ketentuan perundangan K3 sampai terbentuknya perubahan budaya organisasi, perilaku, dan juga sistem manajemen K3 yang baik.
  • Organisasi Tipe Kedua. Masih mengabaikan bahaya pada tempat kerja dan juga peraturan & perundangan yang berlaku.
    Organisasi dengan tipe ini lebih berkeinginan untuk menerapkan aspek K3 dan mencoba untuk lebih meningkatkan kinerja, akan tetapi tidak tahu atau mungkin tidak memiliki sumber daya untuk bisa mengerti secara penuh pada apa yang dibutuhkan dalam kaitannya dengan aspek K3. Harus diberikan sebuah pelatihan yang intensif dan juga dibantu dalam peraturan dan perundangan K3 supaya bisa memproteksikan para pekerja dengan lebih baik. Rata-rata tipe organisasi dengan tipe kedua ini akan meningkatkan kinerjanya setelah diberikan kesempatan untuk bisa paham akan nilai-nilai K3 bagi para pekerja.
  • Organisasi Tipe Ketiga.
    Organisasi tipe ini sudah paham akan nilai aspek K3 bagi para pekerja dan mencoba untuk meningkatkan kinerjanya, akan tetapi telah gagal untuk membuat langkah-langkah berkesinambungan. Organisasi dengan tipe ini sering mengatakan sesuatu yang benar, memiliki komitmen yang baik dan juga terlihat telah mengimplementasikan sistem manajemen serta praktik kerja yang aman, tetapi kinerja yang baik masih juga belum didapatkan.
  • Organisasi Tipe Keempat. Organisasi ini memiliki komitmen dan juga keterlibatan yang tinggi serta telah mencapai kinerja yang sangat tinggi dalam K3.
    Organisasi dengan tipe ini tidak hanya akan mengatakan sesuatu yang benar pada aspek K3, tetapi mereka juga akan mempraktikannya dengan baik, mempunyai sistem yang benar, melibatkan semua pekerja, berperilaku aman dalam bekerja, dan juga semua yang terkait dengan pekerjaannya untuk bisa meningkatkan kinerja K3 organisasi tersebut.
Yang terlihat sangat membedakan antara organisasi tipe ke empat dengan organisasi lainnya adalah dari sisi pandang perilaku manajemen. Tim manajemen dalam organisasi ini juga memiliki kepemimpinan K3 yang efektif dan cenderung menciptakan suatu budaya organisasi yang baik dan tepat.

Dan pada kenyataannya, seorang pemimpin dengan suatu kepemimpinan K3 yang efektif, juga akan sukses dalam kinerja operasional secara umum. Faktanya juga menunjukkan bahwa kedua faktor tersebut memanglah saling berkaitan. Mengapa bisa demikian? Hal tersebut dikarenakan tuntutan kepemimpinan K3 adalah dengan terbentuknya seorang pemimpin yang sangat mengutamakan dan juga mengandalkan faktor keteladanan, tanggung jawab, etika kerja yang kuat, keterbukaan, watak, komunikasi, keyakinan dan konsistensi. Hal ini akan terbentuk dari kinerja K3 organisasi.

Kepemimpinan K3 juga bisa mengajak orang lain untuk berubah. Dan oleh karena itu juga kepemimpinan K3 yang sukses juga akan membuat mereka sukses dalam memimpin suatu organisasi tersebut secara menyeluruh.
Berbagi
Suka dengan artikel ini? Ajak temanmu membaca :D
Posting Komentar