Mengapa K3 Itu Penting? Dan Bagaimana Program K3 Bisa Gagal?

www.wnputrio.com

Keinginan untuk bisa memenuhi semua kebutuhan telah menjadi sifat dasar manusia, sehingga mereka akan selalu untuk berusaha mencari dengan segala cara dan bahkan dengan secara tidak segan untuk mengeksploitasi alam. Apalagi, ketika manusia mampu menciptakan alat dengan teknologi tinggi, maka manusia tersebut bisa mengubah lingkungan hidupnya sendiri.

Usaha manusia itu bisa mengganggu, baik dari sisi negatif atau-pun positif. Di satu sisi, kualitas hidup manusia bisa ditingkatkan, tetapi pada sisi lain keseimbangan alam terganggu, sehingga hal itu bisa menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan manusia.

Dampak negatif tersebut juga bisa mengganggu, dan bahkan mencelakakan kehidupan manusia itu sendiri. Dan oleh karena itu, manusia harus bisa menyadari dan juga mengelola dampak negatif tersebut, yang bertujuan agar kehidupannya tidak terganggu.

Di sinilah penyelia keselamatan dan kesehatan kerja (K3) menjadi suatu bagian yang vital untuk mengelola, mengatasi, dan juga mengendalikan bahaya. Yang di mana apabila terjadi  suatu kegagalan manusia dalam mengendalikan bahaya, maka bencana akan datang dan akan menimbulkan berbagai hal yang tidak diinginkan.

Umumnya orang mendapatkan cedera atau juga bahkan bencana, karena mereka membuat kesalahan atau menyimpang dari ketentuan dan prosedur. Hal inilah yang akan mendorong para pemilik atau manajemen perusahaan untuk melakukan usaha-usaha pencegahan. Yang di mana terjadinya kecelakaan biasanya di picu lebih dari dua perilaku yang tidak aman. Dan untuk mencegah hal tersebut bisa dengan melakukan perbaikan pada salah satu saja dari perilaku yang tidak aman tersebut.

Berikut adalah 3 (tiga) alasan yang menyebabkan aspek K3 harus diperhatikan:
  1. Faktor kemanusiaan
  2. Faktor Pemenuhan peraturan dan perundang-undangan;
  3. Faktor biaya
Dan tentu saja untuk bisa menjalankan program K3 pasti memerlukan biaya. Penting untuk dipahami bahwa biaya yang dikeluarkan dan usaha-usaha yang dilakukan hari ini mungkin tidak memberikan hasil dalam jangka pendek. Baru akan terlihat setelah diterapkan dalam beberapa tahun kemudian.
Dan hasilnya tersebut mungkin tidak diduga mempunyai hubungan dengan tindakan-tindakan pencegahan kecelakaan yang telah dilakukan beberapa tahun sebelumnya dengan sangat baik.

Budaya K3 yang baik baru akan terbentuk setelah dilakukan berbagai usaha penerapan program K3 dan pencegahan kecelakaan secara konsisten dan juga bersifat jangka panjang. Apabila kinerja K3 dalam suatu perusahaan bagus dan juga berkesinambungan, maka akan didapatkan banyak keuntungan tambahan berupa kualitas produk yang baik.

Biaya-biaya yang dimunculkan oleh suatu kecelakaan dan biaya yang timbul dari akibat terjadinya kerusakan peralatan akan mengancam reputasi dari perusahaan tersebut.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau K3 tidak boleh dipandang sebagai suatu biaya, tetapi K3 harus dipandang sebagai suatu investasi. Yang di mana dengan menerapkan K3 dengan baik bisa mengurangi biaya, premi asuransi yang turun, claim cedera yang rendah, dan juga mencegah timbulnya suatu kerugian yang besar serta banyak keuntungan lainnya. Penerapan aspek K3 tidaklah hanya akan berdampak kepada bisnis saja, tetapi juga:
  1. Memberikan berbagai sumbangan kepada faktor kemanusiaan karena menghindarkan hilangnya nyawa manusia.
  2. Menimbulkan suasana kekeluargaan pada tempat kerja karena para pekerja saling memerhatikan kondisi dan cara kerja yang aman pada semua anggota tim-nya.
  3. Bisa membuat para pekerja untuk lebih produktif dan kebersihan pada tempat bekerja yang akan menjadi lebih baik.
  4. Akan bisa membahagiakan keluarga di rumah dan juga menciptakan komunikasi yang lebih kuat satu dengan lainnya.
Dengan begitu dapat kita ketahui bahwa K3 merupakan sebuah kendaraan untuk bisa melakukan sesuatu dengan baik dan juga benar pada waktu yang tepat. Juga dapat disimpulkan bahwa pencegahan kecelakaan merupakan salah suatu hal yang mutlak yang harus dilakukan.

Bagaimana Program K3 Bisa Gagal?

Tentu suatu saat kita akan mendapatkan pertanyaan ini. Para praktisi K3 merasa bahwa berbagai upaya pencegahan kecelakaan kerja pada perusahaan-nya sudah maksimal. Akan tetapi mengapa masih saja sering terjadi sebuah insiden?

Sebuah program K3 yang baik biasanya berisi pengembangan sikap dan juga moral terhadap K3 dan juga pemberian pelatihan K3. Akan tetapi, sering dijumpai para penyelia K3 yang hanya mengandalkan moto, kontes K3 dan juga pemberian penghargaan. Dan dengan begitu sudah pasti upaya tersebut tidaklah cukup.

Para praktisi juga belum mempunyai pemahaman yang cukup mendalam mengenai bagaimana cara dari penerapan K3 yang diintegrasikan pada aktivitas operasional perusahaan, sehingga akan dirasakan program-nya bisa berjalan dengan baik dan juga efektif di lapangan.

Apabila tidak adanya usaha yang nyata dan efektif yang dilakukan untuk memperbaiki kondisi kerja, dan juga tidak ada pelaksanaan pelatihan yang bersifat aplikatif, maka terjadinya suatu kecelakaan kerja hanya tinggal menunggu waktu saja.
Berbagi
Suka dengan artikel ini? Ajak temanmu membaca :D
Posting Komentar