Konsep 2E+I K3 Untuk Pencegahan Kecelakaan dan Budaya K3 Unggul

www.wnputrio.com

Pada dasarnya tindakan dari pencegahan kecelakaan adalah dengan menggunakan konsep 2E+I, yaitu:

  • E = Engineering
  • E = Edukasi
  • I = Implementasi
Yang termasuk dalam lingkup engineering adalah mencari substitusi material berbahaya, memodifikasi proses, dan menggunakan sistem peringatan. Yang termasuk dalam lingkup edukasi adalah melatih para pekerja terkait tentang prosedur dan juga praktik kerja aman, mengajarkan cara pengerjaan suatu pekerjaan secara benar, penggunaan suatu produk dengan benar, serta aktivitas edukasi lainnya. Dan yang termasuk dalam lingkup implementasi adalah upaya dalam pencapaian pemenuhan peraturan dan juga perundangan yang berlaku.

Dan perlu juga untuk diperhatikan bahwa ketiga aspek tersebut haruslah dijalankan secara paralel yang di mana dengan tujuan agar kinerja dari aspek K3 pada lapangan bisa berjalan. Dan juga bila dilakukan dengan cara yang benar, maka kinerja dari K3 akan meningkat.

Budaya K3 Unggul

Budaya K3 Unggul lebih berfokus kepada akar penyebab dari kecelakaan, cara melakukan pekerjaan, dan juga perilaku manusia. Yang di mana fakta menunjukkan, bahwa setidaknya 90% dari semua kecelakaan yang terjadi ditempat kerja disebabkan oleh perilaku manusia. Bukan karena kerusakan peralatan atau pun prosedur yang tidak memadai.

Berikut adalah beberapa ciri-ciri pentingnya sebuah budaya K3 yang unggul, yaitu:

  1. Manajer dan juga pekerja lebih proaktif mengangkat standar K3. ide-ide peningkatan K3 tersebut akan datang sendiri tanpa diminta. Para pemimpin K3 juga memberlakukan K3 sebagai salah satu nilai dan pertimbangan semua keputusan bisnis. Menciptakan sebuah lingkungan yang bisa memotivasi untuk mematuhi aturan K3.
  2. K3 menjadi nilai-nilai yang berhubungan dengan setiap aktivitas tugas yang dikerjakan, jadi bukanlah hanya sekadar prioritas. Pekerja juga sudah merasa bisa menghentikan sendiri suatu pekerjaan yang tidak aman tanpa harus takut dipersalahkan.
  3. Setiap pekerja haruslah secara rutin untuk lebih memperlihatkan kepedulian secara aktif satu dengan lainnya.
  4. Kepedulian secara aktif untuk mengamati yang lain dalam cara yang aktif, yang di mana masing-masing akan memberikan sebuah keuntungan bagi yang lainnya.
  5. Setiap masing-masing individu ingin untuk dan bisa memberlakukan bahwa K3 tersebut di atas segalanya bagi teman-teman satu kerjanya. Yang di mana masing-masing pekerja merealisasikan tanggung jawab untuk mendiskusikan, dan juga menyampaikan kepada rekan kerja atau pun bawahannya apabila melihat adanya suatu risiko.
  6. Seluruh produk K3 diukur dan dihubungkan dengan kinerja bisnis, contohnya jumlah yang berlebihan dari klaim asuransi.
  7. Berbagai upaya proaktif dan juga inovatif berkelanjutan dibuat untuk bisa mencegah terjadinya suatu kecelakaan dan juga untuk peningkatan K3 setiap harinya.
  8. Memiliki KPI atau Key Performance Indicator, dengan program yang sudah terukur dan sudah dievaluasi dengan konsisten. Kinerja K3 merupakan suatu indikator good business performance. Mereka sudah mengatur standar yang tinggi melebihi dari pemenuhan standar minimum.
  9. Aspek K3 menjadi suatu kegiatan yang menyatu dan juga tanggung jawab dari masing-masing pekerja pada setiap tingkat jabatan. Hal tersebut tercermin pada setiap uraian kerja, program kerja seluruh fungsi dan juga dilakukan penilaian tahunan secara individu.
  10. Tenaga kerja lebih mengerti apa yang diinginkan oleh manajer, dan juga sebaliknya manajer selalu membuat pesan K3
  11. Budaya K3 Unggul yang telah kita bahas di atas bisa terwujud dengan sangat baik apabila pada proses pengelolaan K3 dilakukan dengan cara yang efektif dan juga ampuh, serta perlu dipahami dengan sangat baik oleh para profesional dalam K3.
Berbagi
Suka dengan artikel ini? Ajak temanmu membaca :D
Posting Komentar